Minggu, 15 Maret 2009

Tekanan-tekanan hidup

Berikut adalah beberapa tekanan yang mungkin sedang menghimpit kita dari kebebasan yang semestinya, yang disarikan dari pointers Mario Teguh Morning Talk – Under Pressure :

1. Tekanan Persepsi

Pelajaran dan tuntunan itu tampil dan ada se-nyata batu yang tergigit dalam kunyahan nasi, dan tidak untuk dipersepsikan selain sebagai yang telah terbuktikan.

Tetapi persepsi kita – cara pandang yang dihasilkan oleh pendapat dan pengertian kita, sering membuat kita menerapkan pendekatan pada hidup, yang membuat kita berpacu kencang terbentur-bentur di jalan-jalan lingkar yang rumit, hanya untuk dipaksa masuk kembali ke jalan yang paling mendekatkan.

Dalam kondisi seperti saat ini, banyak di antara kita yang memajukan persepsi masing-masing yang pada akhirnya menjadi sebuah ajang peperangan yang saling menjelekkan persepsi orang lain.

2. Tekanan Kebutuhan

Bila seseorang bisa sampai pada keadaan di mana dia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, pasti ada hal-hal yang harus diperbaiki pada persepsi-persepsi, keputusan-keputusan, dan cara-caranya.

Karena, kita sering membutuhkan yang tidak kita butuhkan, dan dengan keyakinan yang tidak mengerti, menafikan yang paling kita butuhkan.

Dalam suasana krisis global seperti ini, banyak orang yang merasa berada dalam tekanan kebutuhan yang terjadi sebagai akibat tidak tegasnya terhadap pilihan-pilihan keputusan yang baik.

3. Tekanan Keinginan

Ada anggapan bahwa semakin banyak keinginan kita, akan semakin tinggi tingkat tekanan hidup kita. Itu tidak sepenuhnya benar.

Karena tidak semua keinginan memberikan beban yang berat.

Hanya keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh nilai-nilai yang baik, yang akan menghasilkan pemaksaan-pemaksaan diri yang berat.

Dalam perasaan dan kondisi yang menghimpit ini, kita sering meminta kepada Beliau Yang Maha Memiliki agar memenuhi seluruh keinginan kita dengan cara-cara yang tidak mendekatkan kita bagi terbagikannya izin dari-Nya untuk memenuhi.

4. Tekanan Kewajiban

Kewajiban minimal kita hanya sebanding dengan kebutuhan dasar kita.

Tetapi kita semua terdorong untuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari tingkat di mana kita berada sekarang, yang menghasilkan pembengkakan dari kewajiban-kewajiban kita.

Sehingga kita membuat lebih banyak perjanjian. Kita terlibat dalam lebih banyak kesibukan dan keharusan.

Berbagai tekanan yang melanda kita,mengkomposisikan perasan dan pikiran yang penuh sesak dengan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan.

5. Tekanan Umur

Ini adalah tekanan yang paling sering tidak kita rasakan, sampai saat di mana batasan-batasan umur menjadi aktif dalam mempermalukan keinginan-keinginan kita.

Itu sebabnya kita membutuhkan pengingatan yang terus menerus mengenai keharusan untuk memaksimalkan upaya agar kita menjadi apa pun yang bisa kita capai, selama umur masih ramah membagi tenaga-nya kepada kita.

Tekanan-tekanan itu begitu menghimpit kehidupan kita, yang membuat di antara kita yang merasa tak bebas lagi melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi.

Langkah-langkah yang sebelumnya gagah, menjadi tertahan seakan-akan tidak ada lagi jalan dan cara lain untuk menuju pencapaian-pencapaian yang lebih baik di masa depan.

Jika kita ikhlas dalam menjalani dan menerima semua yang terjadi dalam kehidupan ini,maka sebetulnya banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik untuk kita lebih berani berjalan.

Mudah-mudahan pengertian ini dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih berbahagia dalam kedamaian yang penuh kesyukuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar